Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angsa Bakar dan Oseng Emprit

Kompas.com - 17/06/2009, 13:00 WIB

KOMPAS.com — Mencari makanan eksotis dengan cita rasa nan tak terlupakan tidaklah sulit jika Anda berkunjung ke Yogyakarta. Warung bakmi dengan sederet nama terkenal, restoran dengan sajian memukau ada di hampir setiap tikungan jalan, bahkan hingga ke pelosok kampung pun banyak ditemukan.

Mereka berlomba menggugah selera tetamunya. Salah satunya, yakni Waroeng Dhahar Pulosegaran di Dusun Tembi, Jl Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. Di sini, tamu bisa menikmati kuliner eksotis dan unik yang hanya satu-satunya di Kota Yogyakarta sambil memandang hamparan sawah dan pepohonan Desa Tembi yang menghijau di kejauhan.

Tembi sendiri sekarang merupakan sebuah ikon produk budaya yang terletak di selatan kota Yogyakarta. Rumah Budaya Tembi adalah sebuah usaha panjang proses perwujudan desa budaya berbasis lingkungan yang didirikan di Dusun Tembi, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rumah Budaya Tembi mempunyai fasilitas akomodasi bernuansa pedesaan yang merupakan sebuah usaha konservasi dari rumah limasan Jawa yang ada di pedesaan. Juga ada sarana lainnya, seperti pendapa, museum, galeri, rumah penginapan, kolam renang, dan warung dahar yang dilengkapi dengan hotspot internet.

“Masa Lalu Selalu Aktual”, menjadi visi Rumah Budaya Tembi yang menempatkan sejarah sebagai dasar pijakan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan. Sejarah sebagai pengalaman dalam proses “menjadi” dan bukan sekadar “masa lalu” yang statis.

Yogyakarta yang dikenal sebagai kota dengan aneka produk budaya juga terkenal dengan aneka ragam jenis makanannya yang khas. Khas karena makanan tersebut hanya berada atau berasal dari daerah ini.

Kalau kebetulan sedang di Yogya, pastilah mengenal jalan Parangtritis. Pada jalan ini dalam jarak tempuh 8,5 km ada Rumah Budaya Tembi, yang di dalamnya terdapat Waroeng Dhahar Pulo Segaran. Kalau ditulis lengkap jalannya, Rumah Budaya Tembi, Jl Parangtritis Km 8,5 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Di Waroeng Dhahar Pulo Segaran ini memang tidak hanya disediakan jenis menu ‘tradisional’, yang cukup aneh, bahkan bisa membuat orang berkerut kening ketika mendengar. Misalnya, ada jenis menu daging bajing (tupai) yang disajikan dalam bentuk sup. Pendeknya, sup bajing (tupai). Namun, bagi orang yang mengenal dan sering berburu bajing sampai ke desa-desa, akan bergumam: Ini dia. Selain itu, sesungguhnya ada juga daging tupai goreng atau bajing goreng. Menu-menu langka seperti ini memberikan nuansa etnik dan seperti kembali ke ‘masa laloe’.

Di Yogya memang ada beragam jenis warung dan restoran yang menyajikan menu dari beragam lokal. Pulo Segaran, tampaknya hendak melakukan eksplorasi pada menu-menu yang ‘dilupakan’, atau mungkin, menu yang ‘kurang lazim’ untuk restoran. Atau sesungguhnya, bisa pula dimengerti, menu di ‘Pulo Segaran’ adalah upaya untuk mengenali kultur lokal pada masa lalu, yang ditapaki pada makanan. Karena, dari makanan, orang bisa mengenali jenis kultur satu masyarakat tertentu.

Misalnya saja menu “Pepes Tawes Kali Opak” yang sangat lunak. Membuka bungkusan daun pisang, sebagai ciri khas dari menu pepes, dengan segera lidah akan ‘meminta’ untuk mengecapnya. Menu ‘Pepes Tawes Kali Opak’, satu porsi, termasuk sepiring nasi hanya seharga Rp 9.000. Akan lebih terasa nendang lagi rasanya, jika dalam menikmati pepes tersebut, disertai teh poci, atau jenis minuman Jawa lainnya, misalnya ‘wedang secang’ atau ‘wedang uwuh’.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com